Paus Fransiskus mengadakan konferensi pers di atas pesawat kepausan dalam penerbangannya kembali setelah mengunjungi Malta, pada 3 April 2022. (Foto: Vatican Media/Handout via REUTERS)
JAKARTA, Jurnas.com - Pemimpin Gereja Katolik dan sekaligus kepala negara Vatikan, Paus Fransiskus mengatakan kepada seorang transgender muda bahwa Tuhan mencintai manusia apa adanya.
Komentarnya, dirilis oleh media Vatikan pada hari Selasa (25/7), dalam podcast di mana Fransiskus mendengarkan dan menanggapi pesan audio dari kaum muda menjelang festival pemuda Katolik yang akan dihadirinya di Portugal minggu depan.
Salah satu anak muda itu adalah Giona, seorang warga Italia berusia awal 20-an yang mengatakan bahwa mereka "terkoyak oleh dikotomi antara iman (Katolik mereka) dan identitas transgender".
"Tuhan selalu berjalan bersama kita, bahkan jika kita adalah orang berdosa, dia mendekat untuk membantu kita. Tuhan mencintai kita apa adanya, ini adalah cinta Tuhan yang gila," kata Fransiskus menjawab.
Gereja Katolik mengajarkan bahwa anggota komunitas Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) harus diperlakukan dengan hormat, kasih sayang dan kepekaan, serta menghormati hak asasi mereka.
Apakah Gereja dapat dan harus lebih ramah terhadap orang-orang LGBT, misalnya dengan menawarkan berkat bagi serikat sesama jenis, adalah topik yang sangat sensitif.
ransiskus dengan terkenal mengatakan "siapa saya untuk menilai" dalam jawaban atas pertanyaan khusus tentang homoseksual dan mengutuk undang-undang yang mengkriminalkan anggota komunitas LGBT sebagai dosa dan ketidakadilan.
Pada saat yang sama, Fransiskus berusia 86 tahun itu menegaskan kembali bahwa pernikahan hanya dapat dipahami sebagai persatuan seumur hidup antara seorang pria dan seorang wanita.
Dia mendukung undang-undang sipil yang memberikan hak pasangan sesama jenis dalam masalah birokrasi seperti pensiun dan perawatan kesehatan.
Kaum konservatif menentang sikap Fransiskus yang lebih ramah dan kurang menghakimi komunitas LGBT, meskipun dia secara konsisten mengacu pada ajaran Katolik tradisional yang mengatakan bahwa ketertarikan sesama jenis bukanlah dosa, tetapi tindakan sesama jenis adalah dosa.
KTT para uskup sedunia yang akan datang, yang akan diadakan Oktober ini dan pada tahun 2024, diharapkan untuk membahas sikap Gereja terhadap kaum LGBT, wanita dan umat Katolik yang telah bercerai dan menikah lagi di luar Gereja.
Sumber: Reuters
KEYWORD :Paus Fransiskus Kaum LGBT Transgender